29 Maret, 2009

Happy Birthday Mom ...

God made a wonderful Mother
A Mother who doesn't grow old.
He made her a smile of sunshine,
And a heart of pure gold.
In her cheeks he placed fair roses,
in her eyes, stars that shine.
God made a wonderful Mother,
And that wonderful Mother is mine ..

Happy Birthday Mom

[+/-] Selengkapnya...

01 Januari, 2009

Sudahkah Anda Backup Artikel Blog Anda?

Asiknya punya blog gratisan .. seperti blog saya ini. Tinggal create account, kita langsung bisa mulai membuat tulisan pertama .. kedua .. ketiga .. dan seterusnya. Tapi apakah anda menyadari bahwa kita tidak sepenuhnya memiliki kontrol atas blog kita? Pemilik Blogspot bisa saja sewaktu-waktu menutup blog kita. Apa jadinya kalau artikel kita yang sudah kita buat selama ini hilang begitu saja? Hmm .. nggak kebayang kan semuanya jadi sia-sia. Karena itu ada baiknya kita menyiapkan payung sebelum hujan.

Memperkenalkan My Wordpress, diajengany.wordpress.com

Jika teman-teman sebelumnya memiliki artikel di Blogspot, maka teman-teman bisa melakukan backup artikel ke Wordpress seperti yang saya lakukan selama ini. Caranya sangat mudah karena Wordpress memberikan fasilitas export & impor artikel dari dan ke Wordpress.

1. Sebelumnya silakan create account dulu di Wordpress
2. Setelah memiliki account, silakan login ke wordpress.com
3. Pada layar Dasbor, pilih menu “Tools”
4. Pilih menu “Import” atau “Impor”
5. Pilih “Blogger” untuk Blogspot atau pilihan lain sesuai lokasi artikel teman-teman saat ini
6. Klik “Authorize” atau “Beri Kuasa”
7. Berikutnya akan muncul tanda login Google account, silakan input ID dan password blogspot yang akan diimpor
8. Klik “Grant Access”
9. Klik impor dan tunggu sampai muncul pesan “Success” atau “Berhasil” dari wordpress

Maka sekarang artikel kita sudah ter-back up di Wordpress, untuk sementara aman! Saya persilakan juga loh buat teman-teman kalau ingin mengunjungi My Wordpress di diajengany.wordpress.com .. you are always welcome here or there .. :)

Untuk teman-teman yang saat ini menggunakan Wordpress sebagai main blog-nya, maka backup sesama Wordpress juga sudah bisa dilakukan, demikian juga backup artikel di Wordpress ke Computer kita. Selamat menyiapkan payung untuk blog kita !!

[+/-] Selengkapnya...

Hepi Nu Year 2009 ..

friends

[+/-] Selengkapnya...

24 Desember, 2008

Welcoming Fiscal Free in 2009 ..

Semoga kali ini BeNar adAnJa .. :)

Setelah beberapa kali sempat diundur, sepertinya kali ini rencana membebaskan biaya fiskal bagi warga Indonesia yang akan bepergian ke luar negeri akan terealisasikan. Insyaallah mulai Januari 2009 ini akan diimplementasikan, mengikuti negara-negara tetangga yang sudah lebih dulu membebaskan bea fiskal bagi warganya. Pembebasan bea fiskal akan diberikan bagi yang bisa menunjukkan NPWP. Buat para ibu dan anak juga ikut mendapat fasilitas bebas bea fiskal asalkan suami sudah mempunyai NPWP. Sungguh berita baik yang sudah lama kita tunggu-tunggu. Langsyung deh ancang-ancang bikin schedule untuk jalan-jalan :)

Pembebasan bea fiskal adalah salah satu sarana untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi akibat krisis global, sekaligus bagian dari reformasi internal Ditjen Pajak. Saya pribadi mengacungkan jempol buat Ditjen Pajak yang bangkit dari keterpurukan masa lalu dengan cara remunerasi dan perbaikan pelayanan kepada masyara
kat. Ini bisa dijadikan sebagai contoh bagi instansi pemerintah yang lain supaya juga mulai mereformasi diri dan meningkatkan profesionalisme dalam melayani masyarakat.

Dengan program barunya yang bak selebrity, ‘Sunset Policy’ (alias Kebijakan Magrib hehe), Ditjen Pajak cukup sukses meningkatkan jumlah Wajib Pajak dan penerimaan pajak. Hingga awal Desember 2008, jumlah pemilik NPWP meningkat 10 kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya. Dan Realisasi Penerimaan Neto Ditjen Pajak periode Jan – Nov 2008 mengalami pertumbuhan lebih dari 40% dibanding realisasi penerimaan periode yang sama tahun 2007. Sungguh pencapaian yang luar biasa me
nurut saya, karena pajak bukanlah subjek yang menarik bagi masyarakat terlebih dalam masa-masa sulit seperti sekarang. Namun Ditjen Pajak bisa mengemasnya dengan cukup apik, sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk datang melaporkan pajaknya dan mendaftarkan diri sebagai WP.

Ini tidak lain karena usaha keras Ditjen Pajak membenahi diri secara internal, dilanjutkan dengan sosialisasi yang gencar dilaksanakan melalui semua media, perbaikan pelayanan baik melalui KPP, Call Center, SMS dan internet, reformasi birokrasi menjadi lebih efisien, dan yang paling menarik bagi saya adalah direalisasikannya pemberian fasilitas bebas fiskal bagi mereka yang telah memiliki NPWP :) Sebaliknya bagi mereka yang tidak memiliki NPWP, maka bea fiskal akan dinaikkan menjadi 2.5 juta untuk perjalan ke luar negeri via bandara (naik 150%), dan 1 juta untuk perjalanan via laut (naik 100%). Sedangkan untuk jalur darat belum ada ketetapan. Nah jadi bagi yang belum memiliki NPWP, ayo buruan bikin. Toh sekarang prosesnya sudah dipermudah.

Sekedar berbagi pengalaman sedikit sewaktu saya mengurus NPWP suami di KPP Tanah Abang minggu ini. Sungguh diluar dugaan, tida
k lebih dari setengah jam saya sudah menerima hasilnya berupa Kartu NPWP berbentuk PVC Card sesuai standard ISO CR-80, ISO 7810 (54mm x 86 mm) berwarna kuning lengkap dengan Nama dan Alamat sesuai KTP tertera di atas kartu. Pada saat antri pun, saya tidak merasa canggung karena ruang tunggu dibuat sedemikian nyaman dengan sofa-sofa yang bersih, dan disediakan mesin penyedia minuman otomatis. Setelah memasukkan koin sesuai harga yang tertera .. lalu saya duduk antri sambil menikmati coklat panas ditangan :) Di sudut lain saya lihat petugas dengan ramah menyediakan jasa konsultasi gratis mengenai perpajakan. Jauh dari kesan jutek atau berbelit-belit ataupun lelet seperti yang selama ini menjadi image atas sebuah instansi pemerintah. Padahal mereka diwajibkan masuk di hari Sabtu demi untuk melayani masyarakat yang datang saat weekend.

Well .. congrats sekali lagi untuk Ditjen Pajak dan seluruh karyawannya. Sebagai warga negara yang baik saya sangat mendukung gerakan membangun bangsa semacam ini. Semoga terus dijaga performance-nya supaya kepercayaan masyarakat yang sudah terbangun dengan baik bisa terus meningkat. Harapan kita semua, hasil penerimaan pajak yang sudah meningkat ini bisa diawasi dengan baik dan rakyat bisa ikut menikmati hasilnya. Nggak sabar pengen segera membuktikan kebenaran soal bebas fiskal ini bulan depan :) Untuk instansi pemerintah yang lain, kita tunggu gebrakan reformasi lainnya
.

Ini dia caranya untuk menikmati fasilitas bebas fiskal di Bandara

[+/-] Selengkapnya...

10 Desember, 2008

Si Bandel tapi 'Inspiring' Eko Ramaditya dalam Bukunya 'Blind Power'


Apa yang ada di kepala kita jika mendengar kata 'Tunanetra'? Barangkali jawabannya adalah: di rumah terus, bergantung pada orang tua atau keluarga untuk semua kebutuhannya, banyak keterbatasan beraktivitas, tidak banyak bisa melakukan aktivitas yang biasa dilakukan orang normal, tidak up to date, tidak ada pekerjaan profesional yang bisa digeluti kecuali pijit tuna netra, paling mentok pacaran dengan sesama tunanetra, dan jawaban-jawaban lain yang lebih mengarah pada hal yang sifatnya negatif. Mungkin pendapat tersebut benar untuk beberapa tuanetra, tapi tidak dengan yang satu ini.

Pagi itu seperti biasa saya sedang bersiap ke kantor sambil mendengarkan Cosmopolitan FM. Bintang tamu kali ini sangat spesial, lain dari biasanya, dia adalah anak bangsa yang menjadi salah satu composer untuk musik game terkenal di Jepang, Nintendo. Sudah lebih dari 100 karya komposisi dibuatnya, dan ketika diperdengarkan salah satu karyanya di radio waktu itu saya berdecak kagum sekaligus bangga .. cooooolll !! Dialah Eko Ramaditya Adikara, yang sedari kecil sangat hobi bermain game, hingga akhirnya mengukuhkan dirinya adalah penggemar musik ber-genre Game. Aneh memang karena umunya genre musik itu ya seperti Pop, Jazz, Rock, Dangdut .. lha ini, kok musik game ?!? Tapi justru itulah yang mengantarkan dia menjadi seorang composer musik game ternama.

Tidak cukup sampai disitu, dia juga sangat hobi berpetualang ke tempat-tempat yang baru sendirian. Itu dia lakukan disela-sela kesibukannya menjadi mahasiswa tingkat akhir jurusan Sastra Inggris S1 di Universitas Darma Persada Jakarta, dan diantara kegiatannya menjadi motivator dalam beberapa event. Dalam kesibukannya dia masih menyempatkan diri menceritakan aktivitasnya dalam blog pribadinya.

Tapi dari semuanya, yang membuat saya tercengang adalah .. bahwa dia adalah seorang tunanetra. Yah .. Rama adalah seorang tunanetra sejak lahir. Anak pertama dari keluarga sederhana yang tidak pernah diperlakukan berbeda dengan saudara-saudaranya karena kecacatannya. Support positif dan tempaan dari keluargalah yang menjadikannya sekuat dan sehebat sekarang. Kegigihannya dalam berusaha mengantarkannya pada banyak kesempatan di dunia luar, bukan hanya di rumah atau di lingkungan tunanetra.

Dalam bukunya berjudul 'Blind Power', Rama banyak menceritakan tentang pengalaman-pengalamannya selama ini. Ada segudang cerita yang sepertinya tidak mungkin dilakukan oleh seorang tunanetra. Sebut saja dia hobi main game. Bagaimana mungkin seorang buta bisa main game? Rupanya dengan kecanggihan teknologi orang buta bisa memainkan game.

Rama juga sangat melek teknologi, tak seperti yang kita bayangkan atas seorang tunanetra, sebaliknya dia sangat fasih menggunakan gadget seperti PDA, laptop, komputer, bahkan dia merakit sendiri komputernya !! Suatu hal yang bahkan saya sendiri yang notabene berpenglihatan lengkap pun belum bisa melakukannya. Malu rasanya :) Rama menguasai software dan hardware komputer, hingga sempat membawanya ke pekerjaan sebagai IT Support di sebuah perusahaan yang baru berdiri. Meski menurutnya pengalaman kesetrum sudah menjadi hal yang biasa baginya :) Tapi bagaimana dia mempelajari semua itu dan mengerjakannya, sungguh sangat mencengangkan bagi saya.

Pada tahun 2003, Rama membuat blog pertamanya sendiri, http://ramaditya.com, yang membawanya memboyong sebuah rekor MURI untuk kategori blog pertama di Indonesia yang dibuat oleh seorang tunanetra (Blind Blogger). Di blog tersebut rama menuliskan cerita kesehariannya, yang selanjutnya dirangkum menjadi buku pertamanya berjudul 'Blind Power'. Komunikasinya dengan dunia luar juga aktif dilakukan melalui email, chatting, maupun SMS.

Bingung kan bagaimana caranya dia bisa melakukan semua itu sendiri? Tidak perlu asisten untuk mengetikkan dan membacakan emailnya, atau meminjam tangan orang lain untuk sekedar chatting dengan teman-temannya. Rupanya lagi-lagi kecanggihan teknologi yang menyokong 80% dari aktivitasnya. Untuk membaca teks di komputer, seperti email, chat, dll Rama menggunakan program pembaca layar (screen reader). Begini penjelasan Rama dalam bukunya, "Screen reader mampu membacakan isi website berikut kalimat-kalimat yang ada di dalamnya."

Dengan screen reader tersebut, ayah Rama tidak perlu merekam suaranya lagi untuk membacakan buku-buku pelajaran, seperti yang dilakukannya ketika dia masih di bangku sekolah, melainkan cukup dengan menggunakan scanner dan memanfaatkan teknologi OCR (Optical Character Recognition), yaitu teknik memindai tulisan di buku menjadi teks dengan cara melakukan scan pada media cetak, dan hasilnya dapat disimpan dalam format teks atau MS-Word, yang akhirnya bisa dibaca oleh screen reader. Luar biasa !!

Nah apalagi kira-kira yang dilakukan oleh pria yang mengaku nyentrik ini, dia hobi jalan-jalan dan berpetualang bahkan mendaki gunung !! Heran kan bagaimana caranya? Saya kutipkan jawab Rama dalam bukunya 'Blind Power', "Waktu aku masih kecil, aku masuk ke asrama SLB/A Pembina Tingkat Nasional di daerah Jakarta Selatan. Di sana, aku belajar banyak mengenai cara orientasi mobilitas. Hal pertama yang kupelajari adalah sistem mata angin. Aku diajari mendeteksi arah angin seperti halnya memakai kompas. Dalam pelatihan ini, aku diharuskan peka terhadap panas sinar matahari (mengukur posisi panasya), peka terhadap hembusan angin (biasanya hembusan angin itu searah dan bertahan dalam jangka waktu lama) dan berkonsentrasi untuk menentukan arah mata angin." Ada juga pelatihan-pelatihan lain yang diceritakannya mampu membuatnya mandiri dan bisa melakukan banyak hal sendiri. Saya tertarik mengetahui cara-cara yang digunakan para tunanetra untuk mengetahui letak suatu tempat, sekaligus salut karena ternyata sungguh butuh konsentrasi luar biasa bagi teman-teman tunanetra untuk mencapai suatu lokasi, sementara kita yang normal saja (terutama saya) masih sering nyasar dan kebablasan. Jadi malu lagi dua kali .. :)

Masih banyak lagi cerita menarik tentang Rama yang bisa teman-teman baca dari bukunya 'Blind Power' (seru abiss !!) ,
atau baca cerita yang dituangkannya di blog pribadinya http://ramaditya.com . Dari mulai keanggotaannya di Merpati Putih, imajinasi-imajinasinya, pengalaman sebagai wartawan tunanetra, profesi barunya sebagai Motivator, cerita-cerita cintanya, perjalanan ke Thailand, dan banyak lagi. Buat saya buku ini mampu menggugah semangat saya yang alhamdulillah diberi penglihatan ini, untuk lebih bersemangat dan tidak mudah menyerah pada keadaan. Dan bagi mereka yang memiliki anggota keluarga tunanetra, untuk tidak menyesali kecacatan fisik yang dimiliki, melainkan memberikan support kepada mereka. Karena ternyata support positif keluarga sangat berperan dalam pembentukan jiwa yang kuat, termasuk banyak mengajak mereka berinteraksi dengan dunia luar. Rama juga bisa menjadi role model bagi teman-teman tunanetra untuk terus maju dan beraktifitas meskipun mereka tidak memiliki indra penglihatan yang sempurna.

Satu kata dari saya untuk si Bandel tapi Inspiring Eko Ramaditya Adikara .. Amazing !!

Raihlah mimpimu, tapi tetaplah rendah hati jika kesuksesan sudah menghampiri.

[+/-] Selengkapnya...

29 November, 2008

My First Backpacking Trip ...

"Travel is not really about leaving our homes, but leaving our habits." - Pico Ly

‘Backpacking’ .. hmm .. sounds cool .. After tough days working on budgeting 2 years ago, I was ready for a backpacking trip with the gals (Devy and Shinta). It was our first backpacking trip to Malaysia, Singapore and Thailand in 5 days. The trip was kind a sponsored by Airasia cuz we got all the tickets for free .. yiihaaaaa ...

Everything was ready .. till another occasion came that made me have to cut my leave into 3 days only .. hiks .. Well, at least I didn’t lose the whole plans, especially the best moments. So here we go Backpacking !!!

Started with Devy and Shinta left to Kuala Lumpur for the first day trip, then moved on to Singapore the following day. I joinned them in Singapore on Day 2 night. I flew from Jakarta to Batam in the afternoon and then crossed to Singapore from Batam Center using Ferry. It was about 9 pm local time when I arrived and met them at Lucky Plaza where we stayed that night. Glad to know they had good experiences during 2 days trip in KL and Singapore .. one night before, they spent the night in the the train that brought them to Singapore from KL .. huhu .. cool .. next time I have to try that.

Unexpectedly, a month before, I got a free trip to Singapore after attending workshop in Batam. So, this was my second time visiting Singapore. Thanks Lord for giving me an exchange of my backpacking trip in Singapore :) Having enough rest at night, we took a small walk in the morning to find nasi lemak for breakfast, which was quite empty at that early time. After having breakfast, we packed up for our flight to Bangkok.

Around 11 am local time, we landed in Bangkok .. “Sawadhi Ka !!”
From airport, we went to Opera Hotel, near Phetchaburi Soi 11. Heading the direction to city centre of Bangkok, my eyes seized surrounding through the window. My first impressions about this city was that it's not so much metropolis like Jakarta. But soon I was wondering, why so many King’s pictures everywhere:-? Later I found that Thailand was preparing for King’s birthday. (So … what .. :-?? )

First Stop: Opera Hotel
We booked one room for three of us with an extra bed. Quite clean and cheap. After dropping off our backpack and praying, we had lunch in First Hotel, in front of Opera Hotel, which offered Moslem and Indian food. Having the energy back, we started our trip.

Next Stop: Pratunam Market
By walk, only about 15 minutes away from the hotel. Pratunam is the place for souvenirs (clothes especially) with quite low prices. Tiny stalls and shops are crushed together on both sides. Again my eyes caught something weird, everyone was selling yellow shirts. Then I got the same answer .. that’s for King’s birthday, cuz everyone would wear yellow shirts on that Day to show their support for the King. Hmm .. do people in Thailand very respectful to the King, or is it because the King is very narcissistic .. :-??

I’m glad we put Pratunam in our “Places to Visit" list that time. Shopping Bangkok was amazing, everything was cheap. You could get a whole new wardrobe if you want to .. just remember not to bring too many stuffs during backpacking !! :)

Next Stop: Paragon Mall
By Tuk tuk, around 20 minutes from Pratunam. Tuk tuk is a three-wheeled small taxi in Thailand, like Bajaj in larger size. Usually the driver doesn’t speak English. So all we had to do was just appoint the place on the map, then bargain :) Nevertheless the miss-communication with driver, Tuk tuk was our favorite vehicle in Thailand.

Paragon mall itself was like other malls in Jakarta. We just spent our time before we went to Chao Phraya in the evening.

Next Stop: Chao Phraya river
Chao Phraya is the most famous river in Thailand, not the longest one, but the most beautiful one I think. It stretch over 370 kilometers, with temples on both sides. Usually tourists come at night and have their dinner on the cruise, which cost around 1,200 baht per person (+/- Rp 300,000 that time). But we decided not to go with the cruise.

We stopped our VIP vehicle (Tuk tuk) at Royal Orchid Sheraton Hotel, then walked to a private pier near Sheraton. There we rented a long tail boat which cost 1,000 baht per hour (Rp 250,000). The boat actually could carry a maximum of 6-8 people, but we were only 3 persons that time. No dinner on board, no live music like on cruise, but we enjoyed our trip so much. We found our self spellbound by the beautiful and fascinating view. The illuminated buildings on both sides, really awesome and romantic .. I wish I could be there again someday with my Hub :)


Next Stop: Phat Phong


This is also a very famous place in Thailand, especially for men :) A red-light district of Bangkok where you can see Thai ‘Not Real Girls’ wearing bikinis dancing in the lights and pubs. Bars and pubs were there among the stalls selling Thailand’s souvenirs. I was simply surprised and amazed by it all. From the outside, I couldn’t grab they were actually men.


Next Stop: Suan Lum
It’s the official night bazaar in Bangkok, a place where we can easily find Thai silk, or the intricately woven clothing, or handicrafts with the best price .. of course if we're patient enough to haggle.


We arrived there at 11 pm. Usually the stalls open till midnight. Unfortunately most of the stalls were closed that time, due to military coup taking over the power from Thaksin. Only some stalls still open, and we tried to find something for souvenirs.

People were all gathered in the hall, watching the announcement in the television. However we didn’t understand what the man said, no one speak in English either .. So we just went back to the hotel after bought some souvenirs.

Next Day: Grand Palace
In the morning, tanks and soldiers were just like artist, they were everywhere and people took their picture, including me :) The coup didn’t stop tourism activities in Thailand anyway. So we went to Grand Palace.

We were so delighted with the most beautiful temples we’ve ever seen; the Emerald Buddha, Grand Palace, Wat Po, and Temple of the Reclining Buddha.



Next Stop: Golden Mount

Not far from the Grand Palace, there was Wat Saket or Golden Mount, the oldest temples in Bangkok. To enter the Temple, we had to climb the stairs to the top. When you are at the top terrace of the temple, you would see a superb view of Bangkok. Best time to visit this temple is in the morning or in the afternoon when the sun goes down. Cuz if you come in the mid day, you’ll feel like there are 5 suns above Bangkok :)

Next Stop: Jewelry Shop
This is apparently not the nice part of our trip. We were informed by a ‘nice’ person in Golden Mount that there was a promotional program from the government in this Jewelry Shop. We went there, bought some souvenirs which were not cheap .. but later we found it not a good quality. Well .. that was a lesson to learn, to be more careful buying Jewelry in a new place.

End of story in Bangkok: Small
reunion with old friend
It was a valuable moment meeting an old friend, Yanti in Bangkok, cuz it had been quite a while since we met last time in Djokdja. Yanti is one of my best friends when we were in college. And she was taking her Master in Bangkok that time. Too short to meet her but enough for a small reunion, and it was a nice closing of our trip in Bangkok :)


Next Destination: Kuala Lumpur, Malaysia
At 00.55 pm we landed in LCCT airport, Kuala Lumpur, Malaysia. By bus we went to KL City Center (KLCC). We searched for a hostel near KLCC. Then we found Wisma Mehta, and rented a room in the third floor which cost 70 rm. After dropping off our stuffs, at 4 pm we went to KLCC. We planned to go to Genting, unfortunately the bus was full. So we changed our plan.

Next Stop: Lake Gardens (Taman Tasik Per
dana)
By taxi we went to the Lake Garden (Taman Tasik Perdana), it cost around 13 rm. Lake Garden is the botanical garden in the heart of Kuala Lumpur. It offered a wide range of facilities such as playgrounds, jogging tracks, exercise stations and rowing boats while other attractions within the park include a bird park, a butterfly park, flower gardens, and the National Monument. We spent most of our time in the National Monument because it was very cloudy that time and about to rain. On the way to the Lake Garden, we saw Istana Raja and stopped by for a while to take the picture

Next Stop: Masjid Negara
Located in Jalan Perdana, Masjid Negara is one of the most prominent buildings in the city, even in Asean. With modern design of traditional Islamic art, calligraphy and ornamentation, it become Malaysia's principal mosque. From ex Civil Engineer's point of view :), it is a unique building with 18 points of umbrella-shaped dome.

Next Stop: Masjid Jamek
At 7 pm we went to the oldest remaining mosque of KL, Masjid Jamek. The architecture of Masjid Jamek was pretty awesome. With red-bricked structure, it features attractive gold onion-shaped domes. This striking red-brick and marble building is inspired by the Indian Islamic architecture. The mosque was easily to reach by LRT (station Masjid Jamek), and only one LRT stop to Pasar Seni Station where we would find the Central Market nearby.

Next Stop: Central Market
Just 10 minutes walk to reach this place after stopping at Pasar Seni Station. Central Market is a one stop center for Souvenirs from Malaysia, many different handicraft items, paintings, etc can be found here. We bought some souvenirs before the stalls were closed. It was almost 9 pm that time. But I was happy enough cuz I’ve got the Fridge Magnet to complete my collection. Fridge Magnet is a small but must to have souvenir wherever I go. Then we went back to the hostel for rest.

The Following Day: The last day of backpacking
We woke up early in the morning, packed up and got ready for our last day trip. It was 6.30 am when we checked out from the hostel (finally, after we hardly tried to make the Indian man opened his eyes and realized that 3 gals were about leaving his hostel :). Then we had our breakfast downstairs where an Indian Restaurant was already open.

First Stop: The Famous Petronas Twin Towers
At the last day of our trip, we went to the most famous and attractive building in Malaysia, Petronas Twin Towers. Having a pair of 88-story buildings with 452 meters of height, Petronas become the world's tallest twin towers. We were lucky that time cuz we came early in the morning (even before the ticket counter was opened – 8.30 am), cuz usually there are post-timed later and you'll need to come back for next schedule. To manage the visitors and considering the building capacity, a schedule was made so everyone can enjoy visiting the building.

First a group of visitors which consist of 15-20 people were directed to an area to see exhibition of historical facts and information about Petronas. Then after about 15 minutes, we would be directed to a small theatre for a viewing of an introduction movie of Petronas. After the screening we were led into a service elevator to go up to the sky bridge. The bridge connects the two towers in two floor levels, 41st and 42nd floor. The 41st floor was the one that is open to the public for viewing. It wasn't that high, but quite good enough to see the city in bird's eye view.


Next Stop: KL Tower
It’s close enough to walk from Petronas to KL Tower. KL Tower is telecommunications and broadcasting tower, located on a hill. That’s why it appears taller then Petronas. The height it self is 421m. Actually this tower has an observation deck, where we could get a better bird's eye view of the city than at the Petronas Towers. But we didn’t go to the top that time. We enjoyed watching the Tower from the outside. Besides, I was really interested with a musical show at the upper ground.

I felt so familiar with the instrument .. yeah .. it was Gamelan. Our traditional Javanese music. Suddenly my nationalism was revived. I wanted to know how they introduce this instrument to the audience .. So I got closer to the show, then I was relieved getting the answer, “It’s from Java Indonesia”, said the player.

KL Tower also provided a romantic dinner at the top of the Tower, but of course we couldn't make it that time cuz we visited it in the afternoon and gotta flight back to Indonesia in the evening. Hope I could make it sometimes with my Hub :)

Next Stop: Butterfly Park and Bird Park
Now it’s time to really enjoy the Butterfly Park and the Bird Park. I usually am not a massive fan of animal attractions, I don’t really enjoy seeing caged animals. But this is a really great place. If you are a keen photographer as the birds seem to almost pose for the camera. See this one :)

Well .. that was end of our backpacking trip story. At 3.30 pm we rode a bus to LCCT airport to catch Airasia. Our thankful to Airasia which flew us to 3 countries for free. And a special greatful thanks to my mates Devy and Shinta for the unforgettable trip. Wondering for the next free backpacking trip with you gals, or with you my Hubby :)

[+/-] Selengkapnya...

15 November, 2008

No Smoking in Public Area Please ..

Sebelumnya maaf bagi teman-teman yang perokok .. tapi untuk kebaikan bersama, yuuks kita dukung gerakan mencegah pencemaran udara ..

Tanggal 17 - 23 November ini rencananya akan dilakukan sweeping bagi mereka yang merokok di tempat-tempat umum di Jakarta. Sweeping ini dilakukan sebagai uji simpatik atas peraturan yang sudah dibuat di tahun 2005. Sejak peraturan tersebut diumumkan, pelaksanaannya hampir bisa dibilang nol besar, karena banyaknya kendala yang dihadapi.

Salah satu alasan yang di depan mata adalah bahwa dari mulai para pembuat peraturan sampai petugas dilapangan sendiri bisa jadi juga perokok. Sehingga mereka setengah hati melaksanakan peraturan tersebut. Belum lagi kendala lebih besar yang menyangkut politik dan ekonomi, adanya dampak pengangguran, penurunan devisa, dll yang menjadi batu sandungan bagi pemerintah untuk bisa bertindak tegas.

Sementara kita semua tahu dampak negatif dari rokok sangat membahayakan bagi kesehatan, dari kandungan tar yang bisa merusak sel paru-paru dan mengakibatkan kanker. Lalu nikotin yang bisa merusak jantung dan sirkulasi darah. Belum lagi karbon monoksida (CO) yang bisa menurunkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Nyaris tidak ada manfaatnya, kecuali untuk menjadikannya ketagihan.

Menurut saya sudah saatnya kita semua (bukan hanya pemerintah) untuk mulai peduli dan menjaga kesehatan lingkungan, dengan tidak merokok sembarangan ditempat umum, dan mengingatkan mereka yang melanggarnya. Dengan demikian pencemaran udara terhindar, dan resiko terganggunya kesehatan bagi para perokok pasif juga terhindar.

Hak asasi bukan hanya bagi para perokok, melainkan juga bagi mereka yang tidak merokok. Untuk itu supaya adil buat semua dan efektif dalam menerapkan peraturan tersebut, menurut saya hal-hal berikut perlu disiapkan:
1. Sosialisasi mengenai peraturan dan sangsi tegas bagi yang melanggar
2. Ruang khusus untuk merokok di area public dimana merokok tidak boleh di sembarang tempat
3. Pemerintah menetapkan batas maksimal kadar tar dan nikotin yang rendah kepada semua perusahaan rokok, dan bagi yang melanggar dikenai sangsi hukum
4. juga melarang iklan rokok di media manapun
5. dan membatasi distribusi rokok ke channel-channel penjualan tertentu agar dengan mekanisme tertentu bisa terkontrol bahwa pembeli haruslah orang dewasa, untuk menghindari anak-anak merokok di usia dini.
6.
Untuk pihak asuransi juga bisa menaikkan premi bagi mereka yang merokok atas resiko sakit yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok

Mungkin teman-teman yang saat ini tinggal atau pernah tinggal
di luar negri atau mengetahui kondisi disana dimana aturan mengenai rokok sudah diterapkan bisa share bagaimana aturan tersebut bisa dilaksanakan sebagai gambaran buat kita disini yang baru mau mulai menjalankannya.

Well, rame-rame yuuks kita dukung pemerintah untuk mengimplementasikan larangan merokok di tempat umum, demi kesehatan dan kebaikan bersama. Semoga implementasi ini tidak hanya berhenti di satu minggu uji coba saja melainkan seterusnya.

[+/-] Selengkapnya...