10 Desember, 2008

Si Bandel tapi 'Inspiring' Eko Ramaditya dalam Bukunya 'Blind Power'


Apa yang ada di kepala kita jika mendengar kata 'Tunanetra'? Barangkali jawabannya adalah: di rumah terus, bergantung pada orang tua atau keluarga untuk semua kebutuhannya, banyak keterbatasan beraktivitas, tidak banyak bisa melakukan aktivitas yang biasa dilakukan orang normal, tidak up to date, tidak ada pekerjaan profesional yang bisa digeluti kecuali pijit tuna netra, paling mentok pacaran dengan sesama tunanetra, dan jawaban-jawaban lain yang lebih mengarah pada hal yang sifatnya negatif. Mungkin pendapat tersebut benar untuk beberapa tuanetra, tapi tidak dengan yang satu ini.

Pagi itu seperti biasa saya sedang bersiap ke kantor sambil mendengarkan Cosmopolitan FM. Bintang tamu kali ini sangat spesial, lain dari biasanya, dia adalah anak bangsa yang menjadi salah satu composer untuk musik game terkenal di Jepang, Nintendo. Sudah lebih dari 100 karya komposisi dibuatnya, dan ketika diperdengarkan salah satu karyanya di radio waktu itu saya berdecak kagum sekaligus bangga .. cooooolll !! Dialah Eko Ramaditya Adikara, yang sedari kecil sangat hobi bermain game, hingga akhirnya mengukuhkan dirinya adalah penggemar musik ber-genre Game. Aneh memang karena umunya genre musik itu ya seperti Pop, Jazz, Rock, Dangdut .. lha ini, kok musik game ?!? Tapi justru itulah yang mengantarkan dia menjadi seorang composer musik game ternama.

Tidak cukup sampai disitu, dia juga sangat hobi berpetualang ke tempat-tempat yang baru sendirian. Itu dia lakukan disela-sela kesibukannya menjadi mahasiswa tingkat akhir jurusan Sastra Inggris S1 di Universitas Darma Persada Jakarta, dan diantara kegiatannya menjadi motivator dalam beberapa event. Dalam kesibukannya dia masih menyempatkan diri menceritakan aktivitasnya dalam blog pribadinya.

Tapi dari semuanya, yang membuat saya tercengang adalah .. bahwa dia adalah seorang tunanetra. Yah .. Rama adalah seorang tunanetra sejak lahir. Anak pertama dari keluarga sederhana yang tidak pernah diperlakukan berbeda dengan saudara-saudaranya karena kecacatannya. Support positif dan tempaan dari keluargalah yang menjadikannya sekuat dan sehebat sekarang. Kegigihannya dalam berusaha mengantarkannya pada banyak kesempatan di dunia luar, bukan hanya di rumah atau di lingkungan tunanetra.

Dalam bukunya berjudul 'Blind Power', Rama banyak menceritakan tentang pengalaman-pengalamannya selama ini. Ada segudang cerita yang sepertinya tidak mungkin dilakukan oleh seorang tunanetra. Sebut saja dia hobi main game. Bagaimana mungkin seorang buta bisa main game? Rupanya dengan kecanggihan teknologi orang buta bisa memainkan game.

Rama juga sangat melek teknologi, tak seperti yang kita bayangkan atas seorang tunanetra, sebaliknya dia sangat fasih menggunakan gadget seperti PDA, laptop, komputer, bahkan dia merakit sendiri komputernya !! Suatu hal yang bahkan saya sendiri yang notabene berpenglihatan lengkap pun belum bisa melakukannya. Malu rasanya :) Rama menguasai software dan hardware komputer, hingga sempat membawanya ke pekerjaan sebagai IT Support di sebuah perusahaan yang baru berdiri. Meski menurutnya pengalaman kesetrum sudah menjadi hal yang biasa baginya :) Tapi bagaimana dia mempelajari semua itu dan mengerjakannya, sungguh sangat mencengangkan bagi saya.

Pada tahun 2003, Rama membuat blog pertamanya sendiri, http://ramaditya.com, yang membawanya memboyong sebuah rekor MURI untuk kategori blog pertama di Indonesia yang dibuat oleh seorang tunanetra (Blind Blogger). Di blog tersebut rama menuliskan cerita kesehariannya, yang selanjutnya dirangkum menjadi buku pertamanya berjudul 'Blind Power'. Komunikasinya dengan dunia luar juga aktif dilakukan melalui email, chatting, maupun SMS.

Bingung kan bagaimana caranya dia bisa melakukan semua itu sendiri? Tidak perlu asisten untuk mengetikkan dan membacakan emailnya, atau meminjam tangan orang lain untuk sekedar chatting dengan teman-temannya. Rupanya lagi-lagi kecanggihan teknologi yang menyokong 80% dari aktivitasnya. Untuk membaca teks di komputer, seperti email, chat, dll Rama menggunakan program pembaca layar (screen reader). Begini penjelasan Rama dalam bukunya, "Screen reader mampu membacakan isi website berikut kalimat-kalimat yang ada di dalamnya."

Dengan screen reader tersebut, ayah Rama tidak perlu merekam suaranya lagi untuk membacakan buku-buku pelajaran, seperti yang dilakukannya ketika dia masih di bangku sekolah, melainkan cukup dengan menggunakan scanner dan memanfaatkan teknologi OCR (Optical Character Recognition), yaitu teknik memindai tulisan di buku menjadi teks dengan cara melakukan scan pada media cetak, dan hasilnya dapat disimpan dalam format teks atau MS-Word, yang akhirnya bisa dibaca oleh screen reader. Luar biasa !!

Nah apalagi kira-kira yang dilakukan oleh pria yang mengaku nyentrik ini, dia hobi jalan-jalan dan berpetualang bahkan mendaki gunung !! Heran kan bagaimana caranya? Saya kutipkan jawab Rama dalam bukunya 'Blind Power', "Waktu aku masih kecil, aku masuk ke asrama SLB/A Pembina Tingkat Nasional di daerah Jakarta Selatan. Di sana, aku belajar banyak mengenai cara orientasi mobilitas. Hal pertama yang kupelajari adalah sistem mata angin. Aku diajari mendeteksi arah angin seperti halnya memakai kompas. Dalam pelatihan ini, aku diharuskan peka terhadap panas sinar matahari (mengukur posisi panasya), peka terhadap hembusan angin (biasanya hembusan angin itu searah dan bertahan dalam jangka waktu lama) dan berkonsentrasi untuk menentukan arah mata angin." Ada juga pelatihan-pelatihan lain yang diceritakannya mampu membuatnya mandiri dan bisa melakukan banyak hal sendiri. Saya tertarik mengetahui cara-cara yang digunakan para tunanetra untuk mengetahui letak suatu tempat, sekaligus salut karena ternyata sungguh butuh konsentrasi luar biasa bagi teman-teman tunanetra untuk mencapai suatu lokasi, sementara kita yang normal saja (terutama saya) masih sering nyasar dan kebablasan. Jadi malu lagi dua kali .. :)

Masih banyak lagi cerita menarik tentang Rama yang bisa teman-teman baca dari bukunya 'Blind Power' (seru abiss !!) ,
atau baca cerita yang dituangkannya di blog pribadinya http://ramaditya.com . Dari mulai keanggotaannya di Merpati Putih, imajinasi-imajinasinya, pengalaman sebagai wartawan tunanetra, profesi barunya sebagai Motivator, cerita-cerita cintanya, perjalanan ke Thailand, dan banyak lagi. Buat saya buku ini mampu menggugah semangat saya yang alhamdulillah diberi penglihatan ini, untuk lebih bersemangat dan tidak mudah menyerah pada keadaan. Dan bagi mereka yang memiliki anggota keluarga tunanetra, untuk tidak menyesali kecacatan fisik yang dimiliki, melainkan memberikan support kepada mereka. Karena ternyata support positif keluarga sangat berperan dalam pembentukan jiwa yang kuat, termasuk banyak mengajak mereka berinteraksi dengan dunia luar. Rama juga bisa menjadi role model bagi teman-teman tunanetra untuk terus maju dan beraktifitas meskipun mereka tidak memiliki indra penglihatan yang sempurna.

Satu kata dari saya untuk si Bandel tapi Inspiring Eko Ramaditya Adikara .. Amazing !!

Raihlah mimpimu, tapi tetaplah rendah hati jika kesuksesan sudah menghampiri.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah hebat,,, Mang luar biasa mas Rama itu... Tulisannya juga cukup lengkap..8-}

ADJIE KOESOEMA mengatakan...

Itulah Kebesaran dan keadilan Allah....

Dalam sebuah kekurangan pastilah terdapat kelebihan. Kita semua mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kelebihan kita apabila diasah terus menerus akan bisa menutup kekurangan yang ada.

Apabila kita dikarunia indra yang lengkap, sudah seharusnya kita juga harus bisa berbuat lebih. Tidak hanya berbuat untuk diri sendiri tetapi bisa juga berguna buat orang lain.

Bukan begitu Jeng Any....???

diajeng any mengatakan...

@ Mas Alim : pengen juga neh ketemu langsung ama Rama kaya mas Alim :)

@ Pak Didik : seperti biasanya, paling pinter mengambil hikmah hehe ..

diajeng any mengatakan...

Wuuiiii .. senengnya artikel ini dikunjungi sama yang empunya buku 'Blind Power'. Meskipun tidak meninggalkan pesan disini, tapi thanks a lot for visiting. Di guestbook-nya, Rama menulis seperti ini:

Aurora Friday, 12 December 2008 18:48
'Hai, Any! Thanks buat artikelnya, yah! Sudah saya baca, dan bagus!

Saya ucapkan terima kasih untuk pesan terakhir itu. Iya, itu juga yang dipesankan hampir seluruh orang yang menyayangi saya. Sekali lagi, terima kasih...!'

Anonim mengatakan...

Ey.. pantes kok kayaknya aku familiar dengan nama eko ramaditya.. dia itu kan orang yg aku wawancara untuk skripsiku! ahahha.. kalo ketemu langsung, orangnya lebih "bandel" lagi, bener deh.. hehehehe.. Kamu kasih komen aja di websitenya untuk menyambangi blog kamu ini.. Hee..

diajeng any mengatakan...

O ya? wah pasti seru tuh waktu skripsi .. Btw Rama-nya dah baca tulisan ini kapan hari .. salut deh pokoknya buat si Bandel hehe :)

Posting Komentar